Review Film: 27 Steps of May (2019)
- Afina D. Raharjo
- Aug 13, 2019
- 2 min read
Updated: Oct 11, 2019
Film setengah bisu yang bikin penonton ternganga!
Film 27 Steps of May menceritakan tentang May, Gadis yang diperkosa oleh sekumpulan orang saat usianya 14 tahun. May yang trauma membuatnya harus menarik diri dari lingkungan. Sementara Ayah May menjadi sangat terpukul & bersalah atas insiden ini. Sampai suatu ketika ada seorang pesulap pindah ke rumah sebelah dan menciptakan celah kecil di dinding pelindung milik May. Pesulap itu membangkitkan curiosity May yang kemudian membebaskan dirinya untuk bergerak maju.
Film ini pernah tayang pada Busan International Film Festival, A Window on Asian Cinema, Seleksi resmi Cape Town International Film Market and Festival, Jogja-Netpac Asia Film Festval 13 dan Golden–Silver Hanoman Award.
Akting Raihaanun (May) di film ini jempol banget! Tidak banyak dialog yang berlebihan. Menurut saya, film ini benar-benar menekankan akting dari aktor dan aktrisnya. Yang cukup menyayat hati saya jelas karena membayangkan seorang perempuan yang membisu selama delapan tahun yang harus terkungkung dan hidup dalam rumah dan melakukan aktifitas sama berulang-ulang. Awalnya saya pikir May mengidap OCD karena ia selalu teratur dalam hidupnya. Selain itu, film ini juga menceritakan tentang luka seorang ayah saat anak perempuannya "terluka". Akting Lukman Sardi (Ayah) benar-benar mampu menyeimbangi akting Raihaanun. And yes. It was awesome.
Di film ini, sebenarnya yang terluka adalah dua orang. Ayah dan Anak. Ayah melampiaskan emosi dan amarahnya di atas ring tinju. Sementara anak melampiaskan amarahnya dengan cara membuat boneka. Interaksi verbal antara anak dan ayah di film ini terjadi saat sang anak tiba-tiba hilang kendali —mengamuk saat diberikan kecupan singkat oleh sang pesulap (Ario Bayu). Lalu yang kedua adalah saat masuk ending film, ketika trauma May perlahan hilang. Saya bisa katakan kalau 1/3 film ini adalah bisu.
Meskipun tidak banyak dialog, 27 Steps of May sangat recommended. Banyak pesan moral yang bisa diambil, antara lain
trauma psikologis itu bisa berakibat fatal, maka berhati-hatilah dalam berlaku. Jangan sampai melukai orang lain;
orang tua akan merasa terluka saat anaknya terluka;
semua hal bisa disembuhkan termasuk trauma, meskipun itu butuh waktu;
pelecehan seksual terjadi karena niat pelakunya, bukan semata-mata dari penampilan korbannya; dan
pelecehan seksual itu kejam.
Saya berikan 8.5/10 untuk film keren ini. Wajib ditonton!
Comments